Jumat, 10 Januari 2014

Mohon Masukan Tulisan

Dalam Biografi Ventje Sumual diceritakan banyak operasi dan kondisi internal medio pecahnya G30S dan konflik konflik internalnya. berikut kami mencari bahan untuk menulis ulasan tentang beberapa pelaku sejarah berikut ini  untuk pengayaan sudut pandang sejarah :

1. Brigjen Suparjo - Pangkopur II Kolaga. Jelas, ia paling pertama diincar. Meskipun kenyataannya baru tertangkap 2 tahun setelah Gestok. Agak mengherankan memang, bagaimana seorang panglima tempur di garis depan bisa ikut-ikutan terlibat Gestok secara langsung. Apalagi, tanpa membawa pasukannya sebiji pun. Buku John Roosa memberikan gambaran jenderal dari Kodam Siliwangi ini teperdaya oleh Sjam Kamaruzaman yang dipercayainya penuh, bahwa ada jenderal-jenderal senior yang akan mengadakan kup pada Soekarno. Dan kebetulan Jenderal Pardjo memang Soekarnois.

2. Brigjen Sabur - Komandan Pengawal Istana, Cakrabirawa. Sebagai komandan tertinggi Cakrabirawa, ia adalah atasan puncak Letkol Untung. Jadi tahu tidak tahu adanya gerakan, tetap saja ia harus bertanggungjawab. Asumsi itu membuat tentara kepercayaan Soekarno ini disel. Secara pribadi, Sabur memang sasaran tembak yang empuk. Kedekatannya dengan Soekarno membuat ia tak banyak disukai. Apalagi banyak isu negatif tentang tingkahnya. Antara lain menjadi keranjang sampah dengan menampung gadis limpahan dari Soekarno sebagai istri muda.

3. Mayjen Pranoto Reksosamudro - Asisten III Menpangad. Jenderal yang malang. Mestinya, dialah yang menjadi kepala operasi TNI AD, pasca tewasnya Yani, sesuai perintah Soekarno. Tapi apa daya karakternya lemah. Soeharto makin semena-mena mengganyangnya karena saat Pranoto menjadi Kasdam Diponegoro (Soeharto pangdamnya), Pranoto lah yang melaporkan penyelundupan bosnya ke Jakarta. Kasus ini membuat Soeharto terlempar ke Seskoad dan nyaris dipecat dari TNI AD. Pranoto meninggal di sebuah rumah kecil sederhana di Kramat Jati, usai keluar dari penjara.

4. Mayjen Mursid - Deputi I Menpangad. Mestinya, secara struktur dialah jenderal paling senior sepeninggalnya Ahmad Yani. Pasalnya, Mursid adalah deputi pertama Menpangad (Suprapto deputi II, MT Haryono deputi III - keduanya gugur saat Gestok). Namanya, sempat diajukan sebagai pengganti Yani, tapi tak dipilih Soekarno karena temperamental. Saya tidak menemukan apa kira-kira kesalahan dari Jenderal Mursid, kecuali bahwa ia memang seorang Soekarnois.

5. Mayjen Soedirgo - Kepala Bakin. Agak mengherankan saat Soeharto menangkap Soedirgo. Pasalnya, di awal setelah terjadinya Gestok, Soedirgo justru salah satu orang kepercayaan Soeharto. Ia adalah wakil Soeharto di Komando Intelijen Negara (KIN), dan 1967 diangkat jadi kepala Bakin yang pertama. Soedirgo sendiri baru ditangkap 1968. Tak jelas apa persoalannya, tapi ada pihak yang mengaitkan dengan posisi Soedirgo sebagai kepala CPM saat Gestok terjadi. Saat itu, CPM ikut menyumbang tentara untuk Korps Cakrabirawa.

6. Mayjen Agus Wiyono - Sekjen Departemen Perindustrian. Tokoh satu ini adalah orang yang ikut mendirikan CGMI pada tahun 1956. Saat itu, Agus adalah kapten yang juga sedang tugas sekolah. Agus bahkan menjadi ketua pertama CGMI. Menurut kesaksian eks Ketum CGMI, Hardoyo, pangkat terakhir Agus Wiyono adalah mayor jenderal (Saya tidak tahu, apakah itu tituler atau memang murni dinas militer). CGMI lah yang membuat Agus ditangkap.

7. Marsekal Madya Omar Dhani - Menpangau. Dia juga perwira tinggi incaran Orde Baru. Maklumlah, perannya amat besar dalam melindungi Soekarno pada masa terjadinya Gestok. Lubang Buaya sebagai pusat gerakan Gestok, juga ada di bawah kekuasaan Angkatan Udara. Omar juga adalah penerbang angkatan pertama yang disekolahkan di AS. Karenanya banyak yang percaya ia menjadi korban keadaan karena pilihannya menjadi seorang Soekanois.

Marsekal Madya TNI Purn. Omar Dhani (lahir di Solo, Jawa Tengah, 23 Januari 1924 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 2009 pada umur 85 tahun) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 1962 - 1965. Ia merupakan putra dari KRT Reksonegoro, Asisten Wedana Gondangwinangun, Klaten. Tahun 1956, ia mendapat tugas belajar pada Royal Air Force Staff College di Andover, Inggris.
Omar Dhani mengawali pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Klaten, Jawa Tengah tahun 1937. Kemudian di SMA Negeri 1 Surakarta dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Kristen Solo tahun 1940. Pada tahun 1942, Omar masuk Algemeene Middlebare School (AMS) B di Yogyakarta.
Beliau ikut serta dalam beberapa penugasan operasi militer, seperti pada PRRI di Sumatera. Kemudian Omar Dhani menjadi Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma pada tahun 1962.Sebelum menduduki jabatan puncak di TNI Angkatan Udara sebagai Marsekal, Panglima Angkatan Udara di era Presiden Soekarno (1962-1965), Omar Dhani pernah meniti karier sebagai penyiar bahasa Inggris di Kementerian Penerangan dan RRI Jakarta sejak tahun 1946 hingga 1947.
Nama Omar Dhani mencuat dalam kasus pemberontakan G30S/PKI. Ia diadili dalam Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dan divonis hukuman mati pada bulan Desember 1966. Namun setelah itu, bersama dengan Soebandrio, ia mendapat grasi yang dikeluarkan pada 2 Juni 1995. Akhirnya, suami dari Sri Wuryanti ini dapat menghirup udara bebas pada 15 Agustus 1995. Pada tahun beliau dituduh terlibat Peristiwa G-30-S karena Landasan Udara Halim Perdanakusumah yang berada dibawah wewenangnya dijadikan tempat pelatihan Pemuda Rakjat onderbouw PKI[1].Dia dituduh membiarkan dan memberikan tempat berlatih bagi Pemuda Rakjat dan yang di tuduh PKI di kawasan Halim yang merupakan daerah kekuasaannya pada masa itu.
Omar Dhani menghembuskan napas terakhir pada pukul 13.55 WIB pada hari Jumat 24 Juli 2009 setelah sejak dua hari sebelumnya dirawat di RSPAU karena lanjut usia. Omar Dhani diketahui sakit radang paru-paru yang akibatnya membuat napasnya sesak dan terserang penyakit tua lainnya.[2] Jenazah dimakamkan di TPU Jeruk Puru

8. Komodor Ignatius Dewanto

- Deputi Operasi Menpangau. Dewanto ikut dibersihkan lebih karena posisinya. Sebagai Deops Menpangau, dialah pengendali lapangan TNI AU ketika terjadi Gestok. Reaksinya dianggap melindungi pro Untung yang berkumpul di Halim. Setelah ditahan dan dicopot dari dinas militer, Dewanto sempat terlunta-lunta menjadi sopir truk dan terakhir pilot partikelir. Ia tewas saat terbang dengan pesawat sipil di Sumatera. Di lingkungan TNI AU, nama Dewanto harum karena dialah penembak pesawat Alan Pope yang memicu berakhirnya pemberontakan Permesta.

9. Marsekal Muda Sri Mulyono Herlambang - Menteri negara. Bagi Sri Mulyono, Gestok adalah panggung the right man in the wrong place. Saat pecahnya Gestok, ia sebenarnya bukan lagi bagian dari petinggi AU, tapi sudah menjadi menteri negara. Apes, justru di hari pertama Gestok, Sri Mulyono hadir di Halim dan menjadi perwira paling tinggi yang ada di situ (Omar Dhani sedang di Bogor). Sri Mulyono akhirnya sempat merasakan dinginnya sel RTM Nirbaya selama 6 bulan, sebelum akhirnya diberhentikan.

10 Brigjen (Pol) Sugeng Sutarto - Deputi Kepala BPI. Sebagai wakil dari Soebandrio, Sugeng Sutarto adalah TO bagi klik Soeharto.Sudah lama tingkah BPI menjadi grundelan bagi kalangan TNI AD. Dan secara kebetulan (atau buah rekayasa?), Sutarto bersama bosnya adalah tokoh kunci yang memunculkan Dokumen Gilchrist yang menjadi pangkal alasan Gestok.

Di luar 10 nama jenderal tersebut, ada 3 jenderal lainnya yang pernah ditahan. Namun karena datanya minim (saya hanya pernah mendengar nama mereka disebut selintas), saya kategorikan tersendiri, dan anggaplah sebuah bahan yang validitasnya masih bisa diperdebatkan.

11. Mayjen Suadi Suromihardjo - Dubes Australia. Tak jelas apa kaitannya dengan Gestok. Namun, Suadi punya sejarah yang menjadikannya bisa jadi sasaran tembak. Saat masih letkol, dialah perwira yang memimpin laskar Solo bertempur dengan Divisi Siliwangi. Palagan lokal ini kemudian merembet menjadi Clash Madiun 1948. Suadi sendiri karirnya selamat, karena selepas kisruh Solo, ia merapat ke Jenderal Sudirman yang segera menjadikannya sebagai ajudan.

12. Brigjen Pamoerahardjo - (kurang info)
Beliau adalah aktor dan eksekutor utama dalam rangka Nasionalisasi perusahaan perusahaan belanda karena perusahaan itu sering kedapatan memberikan akses dukungan barang ataupun uang kepada pemberontak

"Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), perusahaan pelayaran Belanda yang memonopoli pelayaran nasional pada waktu itu, menjadi sasaran pertama. Direkturnya, Dr. De Geus, sudah saya kenal. Kepada De Geus, saya katakan, "Perusahaan ini kami ambil alih. Kami sudah tidak terikat dengan perjanjian KMB, apalagi Belanda mengingkari perjanjian itu. Silakan dokumen ini tanda tangani dan kamu pulang ke negerimu."
Di seluruh Jakarta, pemuda, mahasiswa, buruh, dan tentara juga bergerak. Bank Escompto, percetakan De Unie, perusahaan Philips, dan perusahaan penerbangan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) kami ambil alih. Tapi kami tidak memikirkan dampaknya. Seharusnya pengambilalihan itu dilaksanakan oleh sebuah panitia. Akhirnya, nasionalisasi ini jadi berantakan karena semua orang bebas saja mengambil apa saja."




13. Mayjen Rukman - (kurang info)

14. Komodor Susanto - (kurang bahan)
Komodor Susanto adalah pilot pesawat yang biasa dipakai Bung Karno bila keliling Indonesia.
 Komodor Susanto, yang menyerah kepada pemeriksa (pangkopkamtip) dengan menandatangani apa saja yang dimaui interogator ketika itu. Akibatnya skenario Kabut Halim dilengkapi dengan kesaksian kesaksian terutama anak buahnya orang seperti Sujono, seperti Anis Suyatno. “Melihat baju hijau saja waktu itu orang sudah ketakutan. Susanto lalu sakit jantung dan meninggal,”

Selain sanksi tahanan, masih ada lagi beberapa perwira tinggi yang disingkirkan secara politik dari dinas tentara. Mereka memang tak sampai disel namun dijauhkan perannya dari pos strategis militer.

1. Letjen KKO Hartono - Komandan KKO. Sangat terkenal sebagai loyalis Soekarno, bahkan pernah menyediakan diri dan pasukannya untuk menghadapi pasukan Soeharto, namun dicegah Soekarno. Ia didubeskan Orba ke Korea Utara, namun 1971 mendadak dipanggil ke Jakarta, dan beberapa hari kemudian ditemukan tewas. Laporan resmi menyebutnya bunuh diri.

2. Mayjen Ibrahim Adjie - Pangdam Siliwangi. Juga loyalis nomer satu Soekarno. Kepada Adjie lah, Soekarno menitipkan anak-anaknya tatkala negara dilanda ketidakpastian akibat Gestok. Soeharto agaknya segan untuk memenjarakan Adjie karena ia tak memiliki catatan moral yang buruk. Soeharto memilih menjinakkannya dengan menugaskan jadi Dubes di Inggris.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
dari ulasan tokoh nomer 3 dan 4 tersebut sedikit dapat ditarik kesimpulan bahwa Ir Soekarno tidak mau menggunakan kekerasan dalam memadamkan gejolak internal Negara saat itu walaupun secara militer dia masih kuat dengan memilih seorang Jendral yang cenderung lemah dan tidak tempramental.

3 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus
  2. Negara: Indonesia
    WhatsApp: +62 838-3669-4853
    Alamat: Surabaya
    email saya: nurbrayani750@gmail.com
    nama saya Nurbrayani, saya ingin bersaksi tentang pekerjaan ALLAH yang baik dalam hidup saya, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara. Apakah mereka mencari pinjaman di antara Anda? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak pemberi pinjaman palsu ada di internet, tetapi mereka sangat asli dalam pemberi pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban dari pemberi pinjaman 2 kredit yang curang, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya menjelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya kepada pemberi pinjaman pinjaman yang dapat diandalkan. Ny. Alicia Radu Saya mendapatkan pinjaman saya sebesar Rp350.000.000 dari Ny. Alicia Radu dengan sangat mudah dalam 24 jam yang saya lamar, jadi saya memutuskan untuk membagikan karya baik ALLAH melalui Bunda Alicia Radu dalam kehidupan keluarga saya.

    Jadi jika Anda membutuhkan pinjaman, hubungi ibu Alicia Radu melalui email: (aliciaradu260@gmail.com)

    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (nurbrayani750@gmail.com)
    Nomor WhatsApp saya: +62 838-3669-4853
    jika Anda memerlukan informasi tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Ibu Alicia Radu

    BalasHapus
  3. Saya tidak dapat cukup berterima kasih kepada Dr EKPEN TEMPLE kerana mengembalikan kegembiraan dan cinta dalam perkahwinan saya, perceraian dan perpisahan bukanlah perkara yang baik untuk dialami dalam sebuah hubungan tetapi terima kasih kepada Dr EKPEN TEMPLE kerana memberikan mantra cinta kepada saya untuk mengembalikan cinta dalam perkahwinan saya. Hubungi dia hari ini di (ekpentemple@gmail.com) untuk mendapatkan bantuan.

    BalasHapus